OBAT GANGGUAN SISTIM PENCERNAAN
FARMAKOTERAPI
GASTROINTESTINAL
A.
ANTASIDA
Definisi antasida adalah obat yang
digunakan untuk menetralisir asam lambung yang menyebabkan timbulnya penyakit
tukak lambung atau sakit maag, dengan gejala nyeri hebat yang berkala. Sedangkan
anti ulcer
adalah obat yang digunakan untuk
mengurangi produksi asam lambung yang dapat menyebabkan timbulnya tukak
lambung atau sakit maag. Mekanisme
kerja antasida yaitu dengan cara
menetralkan asam lambung dengan cara meningkatkan pH lumen lambung. Obat
ini hanya menetralkan asam lambung tetapi tidak dapat menyembuhkan tukak.
Antasida (senyawa magnesium, aluminium, dan bismut, hidrotalsit, kalsium
karbonat, Na-bikarbonat). Secara umum antasida dapat dibagi menjadi dua golongan
yaitu antasid sistemik dan non sistemik. Seluruh
antasida dapat digunakan untuk terapi tukak duodenum dan terbukti efektif untuk
tukak lambung akut.
v Antasida sistemik, diabsorpsi dalam usus halus
sehingga dapat menyebabkan urin bersifat alkali. Untuk keadaan pasien dengan
gangguan ginjal, dapat terjadi alkalosis metabolik sehingga saat ini
penggunaannya sudah jarang. Contoh antasida sistemik adalah Natrium bikarbonat
(NaHCO3).
v Antasida non sistemik, tidak diabsorpsi dalam usus
sehingga tidak menimbulkan alkalosis metabolik. Salah satunya adalah Magnesium
[Mg(OH)2], Aluminium [(Al(OH)3], Kalsium (CaCO3),
Magnesium trisilikat (Mg2Si3O8nH2O),
Magaldrat. Mg(OH)2
memiliki efek netralisasi yang lebih lama dibandingkan NaHCO3 atau
CaCO3, sedangakan Magnesium trisilikat, Al(OH)3 dan
Aluminium fosfat memiliki aktivitas antasid yang lemah.
Penggunaannya bermacam-macam, selain pada tukak lambung-usus, juga pada
indigesti pada refluks oesophagitis ringan, dan pada gastritis. Obat ini dapat
mengurangi rasa nyeri di lambung dengan cepat (dalam beberapa menit). Efeknya
bertahan 20-60 menit bila diminum pada perut kosong dan sampai 3 jam bila
diminum 1 jam sesudah makan. Makanan dengan daya mengikat asam (susu) sama
efektifnya terhadap nyeri.
Wanita hamil sering kali dihinggapi gangguan refluks dan rasa ”terbakar
asam”. Antasida dengan aluminium hidroksida dan magnesiumhidroksida boleh
diberikan selama kehamilan dan laktasi.
Contoh Spesialite dari Antasida
Antasida DOEN (Indo Farma), Maalox (Rhone), Alumunium Hidroksida Koloidale
(KF), Actal (combiphar), Stomacain (Combiphar), Rennie (Roche), Gelusil
(Pfizer), Neusilin (Soho), Stomagel (Darya varia),
Antasida + Anti Flatulen
Acitral (interbat), Corsamaag (Corsa),Dexanta (Dexa Medica), Gestabil
(Combiphar), Gastran (Medifarma), Gelusil MPS (Pfizer), Gestamaag (Metiska),
Promaag (Kalbe Frama, Magasida (Kimia Farma), Magtacid (Prafa), Madrox
(Konimex), Mylanta (Pfizer), Neosanmag (Sanbe),
Antasida + Antagonis H2
Promag Double Action (Kalbe Farma), Neosanmag Fast (Sanbe farma)
B.
Anti Falatulen
Anti Flatulen Adalah obat yang berfungsi untuk memperkecil gelembung gas
yang timbul sehingga mudah diserap dengan demikian dapat dicegah masuk angin,
kembung, dan sering buang angin contohnya Dimethicon, simethicone, Dimethylpolysiloxane.
Contoh Spesialite dari Dimethicon
Aeroson (soho).
C.
Antagonis H2
Contoh obat golongan antagonis reseptor H2 adalah Simetidine, Ranitidine,
Nizatidine, dan Famotidine. Yang
potensinya paling lemah adalah simetidin sedangkan yang paling kuat adalah
Famotidin. Ranitidin memiliki durasi yang lebih lama dari Simetidin. Ranitidine
dan Simetidin digunakan juga untuk profilaksis. Antagonis reseptor H2 menghambat secara sempurna
sekresi asam lambung yang sekresinya diinduksi oleh histamin maupun gastrin,
tetapi menghambat secara parsial sekresi asam lambung yang sekresinya diinduksi
oleh asetilkolin. Mekanisme kerja :antagonis H2mengurangi sekresi asam dengan cara memblok reseptor
histamin dalam sel-sel parietal lambung.
Seluruh
senyawa yang termasuk antagonis reseptor H2 efektif menyembuhkan tukak lambung
maupun tukak duodenum. Secara umum kekambuhan setelah terapi umumnya berhenti
(60-100%).
Kegunaan
terapi antagonis reseptor H2: Tukak peptic, Zoolinger Ellison Syndrom, Tukak
akut, dan GERD (Gastro Esophageal Refluks Disease) / heart burn. Efek samping Antagonis reseptor H2
Sakit kepala, pusing, mual, diare, obstipasi, sakit otot dan sendi, sistem saraf pusat (kecemasan, halusinasi terutama pada orang tua dan konsumsi jangka panjang), penurunan transaminase serum.
Sakit kepala, pusing, mual, diare, obstipasi, sakit otot dan sendi, sistem saraf pusat (kecemasan, halusinasi terutama pada orang tua dan konsumsi jangka panjang), penurunan transaminase serum.
Antagonis H2 (Cimetidin)
Cimetidin Hexapharm (Hexapharm), Cimetidin Prafa (Prafa), Cimexol (Solas),
Corsamet (Corsa), Licomet (Berlico Mulia farma), Sanmetidin (Sanbe), Ulcusan
(Pyridam), Ulsikur (Kalbe Farma)Xepamet (Metiska).
Antagonis H2 (Ranitidin)
Acran (Sanbe), Aldin (Merck), Anitid (Bernofarm), Antidin (Kimia Farma),
Gastridin (Interbat), Hexer (Kalbe
Farma), Radin (Dexa Medica), Ranin (Pharos), Rantin (Kalbe farma), Renatac
(Fahrenheit), Zantac (GSK), Ulceranin (Otto), Zantadin (Soho), Zantifar (ifars).
Antagonis H2 (Famotidin)
Corocyd (Coronet), Faberdin (Bernofarm),Gasfamin (Meprofarm), Gestofam
(Otto), Interfam (interbat), Regastin (Combiphar), Renapepsa (Fahrenheit), Ulcerid
(Lapi).
D.
Proton Pump Inhibitor (PPI)
Contoh : Omeprazol, lansoprazol, pantoprazol, rabeprazol dan esomeprazol.
Mekanisme kerja Obat-obat golongan proton pump inhibitor mengurangi sekresi
asam lambung dengan jalan menghambat enzim H+, K+, ATPase (enzim ini dikenal
sebagai pompa proton) secara selektif dalam sel-sel parietal. Enzim pompa proton
bekerja memecah KH ATP yang kemudian akan menghasilkan energi yang digunakan
untuk mengeluarkan asam dari kanalikuli sel parietal ke dalam lumen lambung.
Ikatan antara bentuk aktif obat dengan gugus sulfhidril dari enzim ini yang
menyebabkan terjadinya penghambatan terhadap kerja enzim. Kemudian dilanjutkan
dengan terhentinya produksi asam lambung.
Mekanisme
kerja dari golongan PPI yaitu
mengontrol sekresi asam lambung dengan cara menghambat pompa proton yang
mentranspor ion H+ keluar dari sel parietal lambung.
Contoh Spesialite dari Omeprazol
Meisec (meiji), Norsec
(Guardian), Omevell (Novell), OMZ (Ferron), Onic (Nicholas), OPM (Meprofarm).,
Promezol (Promed), Protop (Interbat), Pumpitor (Sanbe), Regasec (Combiphar),
Socid (Soho), Rocer (Otto), Zepral (ikapharmindo)
Contoh Spesialite dari Lanzoprazole
Compraz (Combiphar), Digest
(Kalbe Farma), Lanvell (Novell), Lapraz (Sanbe), Lasgan (Lapi), Laz (Dexa
Medica), Loprezol (Kimia Farma), Prazotec (Fahrenheit), Prosogan (Takeda),
Solans (Soho)
Contoh Spesialite dari Pantoprazole
Pantozole (Pharos)
Contoh Spesialite dari Rabeprazole
Pariet (Eisai)
Contoh Spesialite dari Esomeprazole
Nexium (AstraZeneca),
E.
Analog Prostaglandin
Prostaglandin E2 dan I2 dihasilkan oleh mukosa lambung, menghambat seksresi
HCl dan merangsang seksresi mukus dan bikarbonat (efek sitoprotektif).
Defisiensi prostaglandin diduga terlibat dalam patogenesis ulkus peptikum.
Farmakologi dan farmakokinetik Misoprostol yaitu analog prostaglandin E
digunakan untuk mencegah ulkus lambung yang disebabkan antiinflamasi non
steroid (NSAIDs). Misoprostol merupakan analog prostaglandin yang
mendukung penyembuhan tukak dengan menstimulasi mekanisme proteksi pada mukosa
lambung dan menurunkan sekresi asam. Misoprostol digunakan pada pasien yang
mengkonsumsi NSAIDs untuk mencegah timbulnya tukak.
Obat ini kurang efektif bila dibandingkan antagonis H2 untuk pengobatan
akut ulkus peptikum. Efek samping yang sering timbul adalah diare dan mual.
Selain itu, menyebabkan kontraksi uterus dan menjadi kontraindikasi selama
kehamilan. Dosis 200 µg 4x sehari atau 400 µg 2x sehari
Contoh Spesialite dari Misoprostol
Cytotec (Pfizer), Gastrul (Fahrenheit), Noprostol
(Novell), Cytostol (Combiphar).
F.
Protektor mukosa lambung /
SITOPROTEKTIF
Mekanisme kerja dari sukralfat yaitu melindungi mukosa dengan cara
membentuk gel yang sangat lengket dan dapat melekat kuat pada dasar tukak
sehingga menutupi tukak. Yang mana Sukralfat atau aluminium sukrosa sulfat
adalah disakarida sulfat yang digunakan dalam penyakit ulkus peptik dimana
mekanisme kerjanya diperkirakan melibatkan ikatan selektif pada jaringan ulkus
yang nekrotik (melapisi dinding mukosa lambung), yang mana obat ini bekerja
sebagai sawar terhadap asam, pepsin, dan empedu. Obat ini mempunyai efek
perlindungan terhadap mukosa termasuk stimulasi prostaglandin mukosa. Selain
itu, sukralfat dapat langsung mengabsorpsi garam-garam empedu, aktivitas ini
nampaknya terletak didalam seluruh kompleks molekul dan bukan hasil kerja ion
aluminium saja. Farmakologi dan farmakokinetik Sukralfat dapat digunakan untuk
mengobati ulkus, tetapi lebih utama digunakan dalam pencegahan stress ulserasi.
Diindikasikan untuk penggunaan jangka pendek, dan lebih efektif pada ulkus
usus. Obat ini sukar diabsorpsi secara sistemik (meskipun telah didokumentasikan
adanya peningkatan kadar obat ini dalam darah pada penderita gagal ginjal).
Berikatan dengan protein bebas, dan konsentrasi sukralfat pada bagian ulkus
lebih besar daripada pada jaringan normal. Efek samping yang sering terjadi
dari penggunaan obat ini yaitu konstipasi yang disebabkan karena adanya
aluminium. Sekitar 3-5% aluminium dari dosis diabsorpsi dapat menyebabkan
toksisitas aluminium pada penggunaan jangka panjang. Resiko ini meningkat pada
pasien dengan gangguan ginjal. Efek yang jarang terjadi termasuk diare, mual,
kesulitan mencerna, mulut kering, dan mengantuk.
Contoh Spesialite dari Sukralfat
Inpepsa (Fahrenheit), Ulsafat
(Combiphar), Musin (Otto), Neciblok (Kalbe Farma), Ulcumaag(Pyridam), Ulsidex (
Dexa Medica), Propepsa (Gracia).
FARMAKOTERAPI
DIARE
Antidiare adalah obat-obatan yang
digunakan untuk menanggulangi atau mengobati penyakit yang disebabkan oleh
bakteri atau kuman, virus, cacing atau keracunan makanan. Gejala diare adalah
buang air besar berulang kali dengan banyak cairan kadang-kadang disertai mulas
(kejang-kejang perut) kadang-kadang disertai darah atau lendir.
Sebelum diberikan obat yang tepat
maka pertolongan pertama pengobatan diare akut seperti pada gastro enteritis
ialah mencegah atau mengatasi pengeluaran cairan atau elektrolit yang
berlebihan (dehidrasi) terutama pada pasien bayi dan usia lanjut, karena
dehidrasi dapat mengakibatkan kematian.
Gejala dehidrasi : haus, mulut dan
bibir kering, kulit menjadi keriput (kehilangan turgor), berkurangnya air
kemih, berat badan turun dan gelisah. Pencegahan dehidrasi dilakukan dengan
pemberian larutan oralit, yaitu campuran
dari :
§
NaCl 3,5 gram
§
KCl
1,5 gram
§
NaHCO3 2,5 gram
§
Glukosa 20 gram
Atau dengan memberikan larutan infus
secara intra vena antara lain
·
Larutan NaCl 0,9 % ( normal saline )
·
Larutan Na. Laktat majemuk ( ringer
laktat )
Dilihat dari penyebabnya secara umum
diare dapat dibagi menjadi dua, yaitu diare spesifik (karena infeksi) dan diare
non spesifik (bukan karena infeksi). Keduanya menyebabkan diare karena meningkatkan
peristaltic atau motilitas GI. Diare spesifik memerlukan terapi dengan
antimikroba sedangkan non spesiik tidak memerlukan.
Apapun penyebabnya, baik oleh virus,
bakteri, parasit maupun makanan, pada garis besarnya diare dapat terjadi karena
terganggunya satu atau lebih mekanisme di bawah ini :
1. Absorpsi
makanan dan cairan dari lumen usus ke dalam jaringan,
2. Digesti
makanan sehingga makanan yang tidak dicerna akan difermentasi oleh bakteri dan
menyebabkan peninggian tekanan osrnolaritas dalam lumen usus,
3. Sekresi
cairan dan elektrolit yang meningkat atau berlebihan dan berlangsung
terus-menerus, sedangkan penyerapannya normal,
4. Absorpsi
cairan dan elektrolit berkurang, sedangkan sekresi berlangsung biasa (normal),
5. Peningkatan
motilitas usus sehingga proses pencernaan dan penyerapan, makanan dan cairan,
berkurang karena waktu singgah/kontak (transit time) antara
mukosa usus dan makanadcairan yang pendek.
Kelima mekanisme diare tersebut di
atas dapat disebabkan oleh mikroorganisme atau enteropatogennya, toksin yang
dikeluarkan oleh mikroorganisme tersebut, atau hasil fermentasi oleh mikroflora
yang normal terdapat di dalam lumen usus. Selain itu secara kasar dapat pula
diare dibagi menjadi :
1. Diare
sekretorik yang artinya diare yang disebabkan oleh sekresi cairan dari
enterosit (sel epitel usus halus) ke dalam lumen usus,
2. Diare
osmotik yang artinya diare yang disebabkan karena adanya peninggian osmolaritas
(hiperosmoler) cairan di dalam
lumen usus akibat adanya makanan yang tidak bisa dicerna dan diserap oleh
enterosit (suatu keadaan yang disebut sindrom malabsorpsi),
3. Diare
eksudatif yang artinya diare yang disebabkan karena terjadinya eksudat di dalam
enterosit sebagai akibat adanya peradangan mikroorganisme seperti amubiasis
usus,
4.
Kombinasi dari butir-butir tersebut
di atas.
Atas dasar patogenesis terjadinya
diare tersebut serta khasiat farmakologisnya obat-obat antidiare dapat pula
dibagi dalam
5 golongan besar, yaitu :
1. obat-obat
adsorben
Termasuk ke dalam golongan obat-obat
adsorben atau pengeras tinja ini adalah kaolin, pektin, campuran kaolin-pektin,
karbon aktif, tabonal, magnesium aluminium silikat, dan sebagainya. Khasiat
obat-obat ini adalah : 1). mengikat atau menyerap toksin, bakteri dan
hasil-hasil metabolismenya, 2). melapisi permukaan mukosa usus sehingga toksin
dan mikroorganisme tidak dapat merusak serta menembus mukosa usus. Kelemahan
dari obat-obat golongan ini adalah : 1). biasanya baru diberikan setelah
infeksi berlangsung sehingga mikroorganisme maupun toksinnya telah bekerja di
sel-sel enterosit sehingga tidak dapat diikat lagi, 2). makanan, cairan dan
obat-obatan yang ada di dalam lumen usus dapat pula ikut terikat oleh
obatobatan ini sehingga merugikan penderita.
Contoh Spesialite dari Kaolin dan Pectin
Kaopectate (Pfizer), Neo
Kaocitin(Erlimpex), Neo Kaolana(Sanbe), NeoKaominal (molex Ayus)
Contoh Spesialite dari Attapulgite dan Pectin
Akita (ifars), Arcapec
(Meprofarm), Diaend (mugi labs), Diagit (Interbat), Molagit (Molex), Neo
Enterostop (Kalbe Farma), Neo
Koniform(konimex).
Contoh Spesialite dari Carbo adsorben
Enterogit (Soho), Kaotate
(Pfizer), New Diatabs (Medifarma), Teradi (GMP), Biodiar (Sandoz).
2. obat-obat
antisekretorik
Dalam keadaan normal (sehat) volume
cairan dan elektrolit yang diserap dan disekresikan kurang lebih seimbang.
Tetapi bila terdapat infeksi oleh bakteri-bakteri yang mengeluarkan toksin
(misal : heat labile toxin dari Enterotoxigenic E. coli atau cholera
enterotoxin) maka aktivitas enzim adenil siklase dapat dipengaruhi sehingga
menghasilkan cAMP (cyclic Adenosine Monophosphate) yang berlebihan.
Absorpsi air dan elektrolit akan dihambat oleh cAMP sedangkan sekresi
air dan elektrolit akan dirangsang sehingga akan menyebabkan diare
sekretorik yang hebat (profuse
diarrhoea).
a.
Obat-obat anti inflamasi seperti
asetosal (Aspirin), indometasin, bismut subsalisilat dan glukokortikoid
termasuk obat antisekretorik karena mempunyai khasiat yang berlawanan dengan cAMP
dan cGMP yaitu meningkatkan penyerapan air dan elektrolit di daerah
epitel dan menghambat sekresi air dan elektrolit di daerah kripta.
Klorpromazin, suatu major tranquilizer dan kolestiramin, suatu anion
exchange resin termasuk pula obat anti sekretorik yang kuat. Mekanisme
berkurangnya diare oleh asetosal disebabkan karena obat ini dapat menghambat
sekresi prostaglandin (PG F ) sehingga
kadarnya di dalam plasma rendah,
b.
Indometasin mempunyai efek
antisekretorik karena dapat menghambat sekresi prostaglandin E2,
prostaglandin E2, dan 6-ketoprostaglandin F1 Tidak
didapatkan efek samping yang serius dan
juga tidak dijumpai adanya kerusakan mukosa lambung
c.
Bismut subsalisilat telah terbukti
efektif untuk profilaktik maupun terapeutik bila diberikan dalam dosis yang
cukup. Akhir-akhir ini didapatkan bahwa pada diare, dalam sekresi cairan usus
halus terbentuk lipoksigenase, suatu hasil metabolisme asam arakidonat.
Sehubungan dengan itu, obat-obat anti inflamasi non steroid dapat pula
dikembangkan sebagai obat antidiare.
d.
Klorpromazin, suatu obat major
tranqulizer, anti emetik dan antihistamin ternyata juga merupakan antisekretorik
yang kuat.
e.
Kolestiramin, suatu anion
exchange resin yacg tidak diserap oleh usus digolongkan pula dalam obat
antidiare. Khasiat obat ini adalah kemampuannya untuk mengikat asam empedu dan
toksin bakteri. Selain itu kolestiramin juga mempunyai efek antisekretorik
karena dapat menghambat (memblokir) sintesis prostaglandin E.
3.
obat-obat antimotilitas
(antiperistaltik)
Obat-obat
derivat opium seperti tingtur opiat, kodein fosfat dan opiat sintesis seperti
difenoksilat, difenoksin dan loperamid selain mempunyai efek antimotilitas juga
mempunyai efek antisekretorik. Di antara obat-obat tersebut di atas loperamid
adalah derivate opium yang paling banyak digunakan. Loperamid dalam percobaan
terbukti dapat meningkatkan absorpsi air, natrium dan klorida. Obat ini juga
dapat menghambat toksin kolera, heat stable enterotoxin ETEC dan
prostaglandin E2 Selain itu loperamid juga berperan pada metabolism
kalsium dalam membran sel serta penglepasan neurotransmitor usus dengan dosis 0,24 mg/kg/hari loperamid secara
meyakinkan dapat mengurangi lamanya diare, namun tidak mengurangi volume tinja
dan jumlah cairan yang diperlukan untuk pengobatan.
Efek
samping yang ditakuti dari loperamid ini adalah rasa mual, muntah, sakit
kepala, depresi SSP, kram perut, ileus paralitik dan dapat menyebabkan adiksi.
Sebaiknya obat ini tidak digunakan pada bayi dengan diare oleh kampilobakter,
kolitis pseudomembranosa dan inflammatory bowel disease
Contoh Spesialite dari Loperamid
Amerol (temposcanpasifik),
Antidia(Bernofarm), Colidium(Solas), Diadium(Lapi), Diasec(Lapi),
Imodium(Janssen), Imomed(Medikon), Imore(Soho), Inamid(Nufarindo),
Lodia(Sanbe), Motilex(Kalbe Farma), Normotil(Novell), Normudal(Combiphar),
Opox(Guardian), Renamid(Fahrenheit).
4.
obat-obat antikolinergik
Obat-obatan
golongan ini kurang bermanfaat pada pengobatan diare. Trisiklamol misalnya,
mempunyai efektivitas yang lebih rendah daripada kodein dalam pengobatan diare
kronik non spesifik. Begitu pula mefenzolat bromida tidak lebih baik daripada
plasebo dalam pengobatan diare akut
5.
obat-obat antimikroba.
Antimikroba
atau antibiotika dan anti parasit hanya berguna untuk diare yang disebabkan
oleh infeksi bakteri. Diare karena sebab lain seperti sindroma malabsorpsi,
infeksi oleh virus, infeksi oleh parasit selain oleh entamuba histolitika dan
giardia larnblia (misal jamur, kriptosporidium, golongan cacing) tidak dapat
disembuhkan oleh antibiotika. Sebagian besar etiologi diare adalah bukan oleh
infeksi bakteri, karena itu hanya sebagian kecil saja yang memerlukan antibiotika
Antibiotika hanya diberikan atas indikasi yang kuat ialah bila diduga oleh
bakteri-bakteri tertentu seperti vibrio kolera, Shigella spp, kampilobakter
jejuni, entamuba histolitika dan giardia lamblia.
Antibiotik yang diberikan
karena mikroorganisme penyebab diare akut
Mikroorganisme Terapi Dosis
Vibrio Kolera Tetrasiklin Anak >7th =
5omg/kg/hr dibagi dlm 4 dosis selama 3 hari
Dewasa
= 4 x 500 mg /hari selama 3 hari
Eritromisin Anak 30mg/kg/hr dibagi dlm 3 dosis
selama 3 hari
Dewasa
= 4 x 50 mg sehari selama 3 hari
Kloramfenikol Anak = 50 mg/kg/hari dibagi dalam 4 dosis
selama 3 hari
Dewasa = 4 x 500 mg sehari selama 3 hari
Kotrimoksazol
Anak < 2 tahun : 6 mg trimetoprin
(TMP) dibagi dalam 2
dosis selama
3 hari
2-6 tahun : 2
x 2 tablet pediatrik selama 3
hari
> 6 tahun
: 2 x 1 tablet dewasa selama 3 hari
Dewasa = 2 x 2 tablet dewasa selama 3 hari
Shigella spp Ampisilin
100 mg/kg/hari dibagi dalam
4 dosis selama 5 hari
Kotrimoksazol Anak = 10 mg TMP/kg/hari dibagi dlm 2
dosis selama 5 hari
Dewasa = 2 x 160 mg TMP / 2 x 2 tab dewasa selama
5 hari
Tetrasiklin 50 mg/kg/hari dibagi dalam 4 dosis
selama 5 hari
E.histolytica Metronidazol 30 mg/kg/hari dosis tunggal selama 5-10 hari
Dewasa : 3 x 750 mg sehari selama 5-10 hari
Seknidazol Anak = 30 mg/kg dosis
tunggal atau 25 rng/kg selama 3 hari
Dewasa = 4 x 1 tablet a 500 mg dosis tunggal
Dehidroemetin Anak = 1-1,5 rng/kg/hari
SK, IM, IV
Ornidazol Anak = 50 mg/kg selama 3
hari
Dewasa = 4
tab 500 mg dosis tunggal / 2 x 1
tab/hr slm 3 hr
Mikroorganisme Terapi Dosis
Giardia lamblia Metronidazol Anak
= 15 rng/kg/hari dosis tunggal selarna 5 hari
Dewasa = 3 x
250 mg selama 5 hari
Bakteri anaerob Metronidazol Anak
= 10 mg/kg/hari dosis tunggal selarna 5-10 hari
Dewasa = 3 x 250 rng selama 5-10 hari
TERAPI SUPORTIF UNTUK DIARE
1. ZINK
Zink merupakan tatalaksana
diare yang di rekomendasikan oleh IDAI dan DEPKES RI, yaitu untuk diare yang
non spesifik biasanya diberikan pada pasien bayi dan anak-anak.
Cotoh spesialite Zink
Diazink (Kalbe Farma), Zinkids
(indofarma), Zincpro (Combiphar).
2. PROBIOTIK & SYNBIOTIK
Probiotik adalah
mikroflora yang ada idalam usus manusia
yang bermanfaat bagi sistim pencernaan. Synbiotik adalah makanan untuk
mikroflora yang baik yang didalam usus.
Cotoh spesialite Zink
Diazink (Kalbe Farma), Zinkids
(indofarma), Zincpro (Combiphar).
L-Bio (Lapi), Bio-Gi
(Fhrnheit), Lacidofil(Dexa Medica), Rillus (Kalbe Farma), Protexin (Combiphar)
PENCAHAR
/ LAXANSIA / ANTI KONSTIPASI / SEMBEIT
Pencahar
adalah obat yang digunakan untuk memudahkan perlintasan dan pengeluaran tinja
dari kolon dan rectum atau memudhkan BAB.
Obat penchar tidak boleh sembarangan digunakan pada pasien yang
mempunyai riwayat angina(nyeri jantung) atau hemoroid karena dapat meningkatkan
keparahan pada penyakinya.
Penggunaan
Obat pencahar digunakan
untuk :
·
Pada keadaan sembelit (konstipasi)
karena pengaruh efek samping obat kurang minum, kurang mengkomsumsi makanan
berserat.
·
Pada pasien dengan resiko
pendarahan, pada angina pektoris atau resiko
·
Pendarahan rektal pada hemoroid
(wasir).
·
Untuk membersihkan saluran cerna
sebelum pembedahan dan prosedur radiologi.
·
Untuk pengeluaran parasit setelah
pemberian antelmentik.
·
Penggunaan pencahar pada anak-anak
harus dihindari kecuali diresepkan oleh dokter.
Ada beberapa jenis pencahar yaitu pencahar pembentuk masa, stimulan,
pelunak tinja, dan pencahar osmotik. Dari intensitas kerjanya, pencahar dibagi
menjadi pencahar yang sangat kuat (drastika), sedang (laksntif), dan lemah
(purgatif).
1. Pencahar pembentuk masa
Pencahar ini meringankan
konstipasi dengan membentuk massa gel di usus besar yang menyebabkan retensi
air dan distensi. Adanya masa yang besar dan encer di usus besar akan
merangsang peningkatan peristaltic dan memcu bab secara alami. Pencahar jenis
ini tidak menimbulkan kram pada GI. Obat ini bermanfaat khususny pada
konstipasi denan tinja yang sedikit dank eras. Contohnya : agar, metilselulosa,
psilium (Mulax dari Fahrenheit).
2. Pencahar Stimulan
Pencahar stimulant ini
menyebabkan iritasi sehingga memacu peningkatan peristaltik, karena memacu
peristaltik dengan relative kuat, pencahar golongan ini dapat menimbulkan kram
abdomen, terutama jika dipakai dalam jangka panjang dan efek samping yang lain
adalah menimbulkan atonik kolon atau gangguan peristaltik. Contoh obatnya adalah
Merangsang
dinding usus besar misalnya glikosida antrakinon (rhei, sennae, aloe, bisakodil, dantron) dan Merangsang dinding
usus kecil misalnya oleum ricini /minyak jarak (sudah tidak dipakai) dan
kalomel. Sediaan dalam bentuk suppositoria akan lebih
cepat efeknya karena dapat langsung merangsang peristaltik usus besar.
Contoh Spesialite dari Bisakodil
Dulcolaax (Boehringer),
Bicolax (Armoxindo), Laxacod (Galenium), Laxamex (Konimex), Stolax (Sanbe)
3. Pelunak tinja
Zat
ini dapat mempermudah defikasi karena memperlunak tinja dan memperlicin
jalannya defekasi. Contohnya paraffin cair, suppositoria dengan gliserin,
klisma dengan larutan sabun, Natrium dokusat, dioktil
sulfosuksinat, fenoftalin.
Contoh Spesialite dari Natrium dokusat, dioktil sulfosuksinat, fenoftalin, dan gliserol
Garulax (Liquidum Mutifa),
Laxadin (Galenium), Kompolax (Ifars),
4. Pencahar osmotik.
Pencahar
osmotik juga membentuk mmasa dengan cara menarik air dalam usus sehingga tinja
menjadi lebih encer dan voluminous.
Contohnya adalah MgSO4 (Garam inggris), Mg (OH)2,
Laktulosa, natrium
fosfat. Enema fosfat bermanfaat dalam membersihkan usus sebelum prosedur
radiologi, endoskopi dan bedah. Natrium sulfat harus dihindari karena pada
individu yang rentan karena dapat menyebabkan
retensi air dan natrium. Garam ingris ini bekerja sangat cepat dan kuat,
umumnya digunakan untuk pengosongan usus dan tidak untuk terapi konstipasi.
Laktulosa merupakan disakarida semisintetik yang tidak di absorpsi pada saluran
pencernaan, zat ini dapat menyebabkan diare osmotic dengan PH tinja yang
rendah, sehingga berfungsi juga dalam mengurangi proliferasi rganisme penghasil
ammonia, karena itu laktulosa di manfaatkan untuk pengobtan ensefalo hepatik
karena ammonia.
Contoh Spesialite dari MgSO4, Mg (OH)2
Garam Ingris cap Gajah (usaha
sekawan), Laxasium (Fahrenheit).
Contoh Spesialite dari
Laktulosa
Dulcolactol (Boeringer),
Duphalac (KF), Lactulax (Ikapharmindo), Lantulos(Landson), Opilax (Otto), Solac
(Soho), Constipen (Combiphar).
Contoh Spesialite dari
Natrium Sulfat
Fleet Enema (combiphar), Fosen
Enema (Fahrenheit), Fleet Phosposida (Combiphar).
ANTISPASMODIK
Antispasmodik ialah zat atau obat-obat yang digunakan
untuk mengurangi atau melawan kejang-kejang otot, yang sering mengakibatkan
nyeri perut (saluran pencernaan) yang mungkin disebabkan diare,
gastritis, tukak peptik dan sebagainya. Obat golongan ini mempunyai sifat sebagai relaksan
otot polos. Termasuk senyawa yang memiliki efek anti kolinergik, lebih tepatnya
anti muskarinik. Meskipun dapat mengurangi spasme usus tapi penggunaannya dalam
sindrom usus – pencernaan hanya bermanfaat sebagai pengobatan tambahan.
Obat golongan ini sering
digunakan untuk nyeri GI karena kontraksi
yang berlebihan. Contohnya : Alkaloid Belladon, atopin sulfat,
propantalin bromide, hiosin butyl bromide. Antispasmodik diindikasikan pada
gangguan saluran pencernaan yang ditandai dengan spasme otot polos dan untuk
dismenore.
Penggolongan
Anti
spasmodik digolongkan menjadi:
a.
Atropin
dan kelompok alkaloid
b. Antimuskarinik sintetik
1) Hyoscine
Obat ini beraksi pada sistem saraf otonom dan mencegah kejang otot. Obat
ini biasa digunakan untuk pra pengobatan untuk mengosongkan secresi paru-paru.
Obat ini juga digunakan untuk pengobatan tukak lambung. Contoh Nama spesialite obatnya adalah Buscopan (Boeringer), Dormi (Zenith), Gita Plus
(Interbat), Scobutrin (Landson), Spasmacine (Kalbe Farma).
2) Clidinium dan Chlordiazepoxide
Kombinasi chlordiazepoxide dan clidinium bromide digunakan untuk mengobati
lambung yang luka dan teriritasi. Obat ini membantu mengobati kram perut dan
abdominal. Chlordiazepoxide dapat menyebabkan kecanduan. Meskipun demikian,
sewaktu mengkonsumsi chlordiazepoxide dan clidinium bromide, jangan minum
dengan dosis besar atau minum lebih lama dari yang dokter resepkan. Toleransi
mungkin terjadi karena pemakaian jangka panjang atau berlebihan yang membuat
pengobatan kurag efektif. Obat ini harus dikonsumsi secara teratur agar
pengobatannya efektif. Jangan lewatkan dosis walaupun anda pikir anda tak
membutuhkannya. Jangan konsumsi kombinasi obat ini lebih dari 4 bulan atau
menghentikan pengobatan tanpa konsultasi ke dokter anda terlebih dahlu.
Penghentian obat yang mendadak akan memperparah kondisi penyakit anda dan
menimbulkan gejala withdrawal symptoms (anxiousness, sleeplessness, and
irritability). Contoh Nama dagangnya adalah
Braxidin (sanbe), Cliad (interbat), Klidibrax (Sandoz), Librax (Combiphar),
Melidox (Meprofarm), Pehaspas (Phapros), Renagas (Fahrenheit),Spasmium (Soho).
3) Mebeverine
Obat ini digolongkan sebagai obat antispasmodic. Mebeverine digunakan untuk
mengobati kram dan kejang pada perut dan usus. Mebeverine khususnya digunakan
dalam pengobatan irritable bowel syndrome (IBS) dan konsisi sejenis. Di
Indonesia Mebeverine hanya tersedia dalam bentuk tablet. Contoh Nama spesialite obatnya adalah Duphastalin (KF), Irbosyd
(Fahrenheit).
4) Papaverine
Papaverine digunakan untuk meningkatkan peredaran darah pada pasien dengan
masalah sirkulasi darah. Papaverine bekerja dengan merelaksasi saluran darah
sehingga darah dapat mengalir lebih mudah ke jantung dan seluruh tubuh. Papaverine adalah golongan alkaloid
opium yang diindikasikan untuk kolik kandungan empedu dan ginjal dimana
dibutuhkan relaksasi pada otot polos, emboli perifer dan mesenterik. Sediaannya
selain tunggal juga ada yang dikombinasi dengan obat Metamizole. Contoh Nama spesialite obatnya adalah Erlapav
(Erela), Ifirin (imfarmind), Novaverine (Novell), Spasmal (prafa), Spaslic
(Berlico),
5) Timepidium
Timepidium diindikasikan untuk sakit akibat spasme/kejang otot halus yang
disebabkan oleh gastritis (radang lambung), ulkus peptikum, pankreatitis,
penyakit kandung empedu dan saluran empedu, lithangiuria. Di Indonesia ada dalam bentuk
sediaan oral tablet dan injeksi. Contoh Nama spesialite obatnya
adalah Ssden (Tanabe).
6) Pramiverine
Pramiverine diindikasikan untuk spasme/kejang dan kolik yang terasa sangat
sakit pada saluran pencernaan, saluran empedu, dan saluran kemih, dismenore
(nyeri perut pada saat haid), nyeri setelah operasi. Di Indonesia ada dalam bentuk sediaan oral tablet
dan injeksi. Contoh Nama spesialite obatnya
adalah Systabon Plain (Merck).
7) Tiemonium
Tiemonium Methylsulfate adalah obat antispasmodic antikolinergik sintetis.
Tiemonium mengurangi kejang otot pada usus, kandung kemih, dan uterus. Tiemonium diindikasikan
untuk nyeri pada penyakit gastrointestinal dan biliary and seperty
gastroenteritis, diare, disentri, biliary colic, enterocolitis, cholecystitis,
colonopathies. Contoh Nama spesialite obatnya adalah Visceralgine (Oragon).
DIGESTIVA
Digestan adalah obat pencernaan
yang membantu proses pencernaan berisi enzim-enzim atau campurannya yang
berguna untuk memperbaiki fungsi pencernaan. Digestan bermanfaat pada
defisiensi satu atau lebih zat yang berfungsi mencerna makanan di saluran
cerna. Proses pencernaan makanan dipengaruhi oleh HCl (asam lambung),
enzim pencernaan dan empedu. Adapun secara garis besar sediaan digestan yang
bermanfaat adalah sebagai berikut :
1. Obat yang bekerja pada kandung empedu
Empedu
terdiri dari asam empedu (asam kolat) dan asam kenodeoksikolat serta kolesterol
dan fosfolipid. Zat empedu yang penting untuk manusia ialah garam
natrium asam kolat dan asam kenodeoksikolat. Guna empedu yang berhubungan
dengan pencernaan dan absorbsi lemak yaitu :
·
Membantu proses emulsifikasi dan
absorpsi lemak
·
Mempertinggi daya kerja lipase
·
Membantu peroses absrobsi vitamin
yang larut dalam lemak (A, D, E, K)
Guna preparat empedu peroral adalah :
·
Membantu pencernaan dan penyerapan
dalam usus (lemak)
·
Merangsang pengeluaran empedu dari
hati (cholereatic)
·
Melarutkan & mengeluarkan batu
empedu (cholagoga)
·
Mengobati dan melindungi hati
terhadap penyakit kuning dan hati yang mengeras.
Asam-asam empedu meningkatkan sekresi empedu
dan disebut zat koleretik, garam empedu kurang memperlihatkan aktivitas
koleretik. Asam dehidrokolat suatu kolat semisintetik terutama aktif untuk
merangsang empedu dengan BM (Berat molekul) rendah karena itu dinamakan zaat
hidrokoleretik. Zat ini hanya merangsang
pengeluaran empedu dan bukan prosuksi empedu. Berbeda dengan asam kolat, asam kenodeoksikolat
menurunkan kadar kolesterol dalam empedu. Obat ini berguna untuk mengatasi batu
kolesterol kandung empedu pada pasien tertentu.
Asam kenodeoksikolat
bekerja dengan menurunkan absorpsi kolesterol dari usus dan menurunkan sintesis
kolesterol. Bila kadar asam kenodeoksikolat mencapai 70 % empedu total, maka
larutan empedu yang tadinya jenuh kolesterol menjadi tidak jenuh.
Garam empedu menurunkan
resistensi mukosa saluran cerna terhadap asam lambung. Kenyataan ini diduga
mempunyai implikasi terhadap terjadinya gastritis, tukak peptik dan refluks esofagus. Contoh Nama spesialite obatnya
adalah Chenofalk (Darya Varia), Pramur (Prafa), Urdafalk (Darya Varia),
Urdahex (Kalbe Farma), Ursochol (Zambon), Estazor (Fahrenheit).
2. Enzym pencernaan.
Yang sering
digunakan adalah :
·
Asam hidroklorida (HCl)
Asam klorida (HCl) adalah suatu cairan yang dikeluarkan oleh dinding
lambung yang memiliki fungsi utama:
-
Mengubah pepsinogen
yang dihasilkan selaput lambung menjadi pepsin
-
Membuat suasana
lambung jadi asam sehingga mempermudah penguraian protein menjadi peptida
-
Membantu proses
absorpsi garam kalsium dan besi
-
Membantu merangsang
pengeluaran getah lambung, pankreas dan hati.
Pada keadaan kekurangan asam
lambung disebabkan aklorhidri, sehingga sebagai pengganti perlu diberikan HCl
dari luar. Pemakaian HCl tersebut harus dalam keadaan cukup encer agar tidak
menghancurkan selaput lendir lambung.
·
Enzym lambung (pepsin)
Pepsin
merupakan enzym yang disekresi mukosa lambung berfungsi menguraikan protein
menjadi peptida, enzym ini disebut juga protease.
Pepsin adalah enzim proteolitik yang kurang penting
dibanding dengan enzim pankreas. Pada defisiensi pepsin, tidak ditemukan gejala
yang serius. Defisiensi pepsin total ditemukan pada pasien aklorhidria.
Kegagalan lambung untuk mensekresi pepsin dan asam dengan rangsangan yang
adekuat disebut akilia gastrika, sering terjadi pada pasien anemia pernisiosa
dan karsinoma lambung.
·
Enzym pankreas (pancreatin)
Enzim pankreas dalam sediaan dikenal sebagai pankreatin dan pankrelipase.
Kedua zat tersebut mengandung amilase, tripsin (protease) dan lipase.
Pankrelipase berasal dari pankreas hewan, aktivitas lipasenya relatif lebih
tinggi daripada pankreatin.
Pankrelipase diindikasikan pada keadaan defesiensi sekret pankreas misalnya
pada pankreatitis dan mukovisidosis. Ennzim ini dirusak asam lambung sehingga
harus dibuat dalam bentuk tablet enteral.
Enzim pankreas sedikit sekali menyebabkan efek samping. Dosis tinggi dapat menyebabkan mual dan diare dan juga
hiperurisemia.
Penggantian
enzym pankreas (pankreatin suplemen) diperlukan bila sekresi pankreas terganggu
(dapat karena pembedahan pankreas, tersumbatnya pankreas atau
karena kancer pankreas).
Enzym ini
terdiri dari :
a.
Amylase (pencernaan K- hidrat)
b.
Trypsin-chemotrypsin (pencerna
protein)
c.
Lipase (pencerna lemak dengan
bantuan empedu)
Contoh Nama spesialite obatnya
adalah Bernozym (Bernofarm), Berzymplex
(Bernofarm), Elsazym (Otto), Enzimfort (Kimia Farma), Enzyplex (medifarma),
Librozym (Hexapharm), Pankreoflat, Pankreon comp (Kimia farma), Tripanzym
(Sanbe), Vitazym (Kalbe), Xepazym (Metiska)
KOLAGOGA
Obat yang menstimulasi aliran
empedu ke duodenum disebut Kolagogum, Kolagoga adalah zat atau
obat yang digunakan sebagai peluruh atau penghancur batu empedu. Batu empedu
merupakan penyakit yang terjadi di saluran atau kandung empedu Faktor
pencetusnya meliputi hiperkolesterolemia, penyumbatan disaluran empedu
dan radang saluran empedu.
Terdapat tiga jenis batu empedu yakni batu kolesterol,
batu pigmen dan batu kalsium karbonat (kebanyakan yang terjadi batu empedu
campuran). Terapi batu empedu dengan obat perannya relatif kecil bila
dibandingkan dengan tehnik pembedahan atau endoskopi dan laparoskopi.
Terapi dengan obat cocok untuk pasien:
· Yang gejalanya ringan
·
Fungsi kandung empedu tidak
terganggu
·
Ukuran batu empedu kecil sampai
sedang.
Pencegahan jangka panjang mungkin diperlukan setelah
batu empedunya melarut atau dibuang, karena dapat terjadi kembali pada sebagian
pasien sesudah pengobatan dihentikan. Obat yang sering digunakan untuk
membantu melarutkan batu empedu adalah asam kenodeoksikolat dan asam
ursodeoksikolat. Pasien batu empedu dianjurkan melakukan diet kolesterol dan
pengobatan dilanjutkan sampai 3 atau 4 bulan sesedah batunya melarut.
ü Ursodeoksikolat
Penelitian terkini menunjukkan bahwa garam empedu hidrofilik
ursodeoksikolat dapat meningkatkan hasil pengobatan dengan interferon alfa.
Aksi kerja dari ursodeoksikolat adalah dengan memberi efek cytoprotektif
langsung, dan efek pada siklus enterohepatik pada efek korelatif potensial asam
empedu dan efek imunomodulate. Asaam Ursodeoksikolat biasanya diberikan dalam
terapi tunggal dalam dosis 8 -10 mg per kg berat badan. Selain itu dapat
digunakan untuk meningkatkan efek interferon – alpha. Contoh Nama spesialite obatnya adalah Pramur (Prafa), Urdafalk (Darya Varia), Urdahex (Kalbe Farma), Ursochol
(Zambon), Estazor (Fahrenheit).
ü Chenodeoxycholic
Chenodeoxycholic acid adalah asam empedu. Chenodeoxycholic acid adalah satu
dari empat asam organik utama yang diproduksi oleh hati. Chenodeoxycholic acid
disintesa hati dari kolesterol. Chenodeoxycholic acid dan asam kolat adalah
asam empedu yang paling penting pada manusia. Chenodeoxycholic acid
diindikasikan untuk batu empedu kolesterol, khususnya pada pasien yang beresiko
tinggi untuk pembedahan, tidak dapat ditolong dengan pembedahan sama sekali
atau yang menolak kolesistektomi (membuang kandung empedu yang sakit atau yang
berisi batu dengan pembedahan). Contoh Nama spesialite obatnya adalah Chenofalk
(Darya Varia).
HEPATO PROTEKTOR
Obat-obat protektor hati adalah obat-obat yang
digunakan sebagai vitamin tambahan untuk melindungi, meringankan atau
menghilangkan gangguan fungsi hati kerena adanya bahan kimia, penyakit kuning
atau gangguan dalam penyaringan lemak oleh hati.
Pada umumnya obat-obat golongan ini mengandung
asam-asam amino, kandungan dari tanaman kurkuma (kurkumin) dan zat-zat
lipotropik seperti methionin dan cholin. Methionin memiliki peranan penting
dalam metabolisme hati sehingga digunakan untuk melawan keracunan yang
disebabkan oleh hepatotoksin. Sedangkan choline adalah suatu zat yang dapat
mencegah dan menghilangkan perembesan lemak kedalam hati dan juga bekerja
melawan keracunan.
Obat-obat ini sebaiknya jangan digunakan pada penderita
penyakit hati yang berat karena pada dosis besar dapat memperparah keadaan.
Contoh obat-obat untuk protektor
hati adalah Methionin dan Vitamin dengan nama dagang Lipagent (Fahrenheit), Methicol (Otto), Methioson
(Soho). Curcuma +vitamin dan mineral
: Curliv/Curliv Plus (Soho), Curson (Soho), Gramuno (Graha), Hepa-Q (pyridam), Hepatin (Lapi), Lanagogum
(Landson), Lecur (Dexa Medica), Tripid (Teguhsindo Lestaritama). Asam amino dan Lesitin nama dagangnya
adalah Aminofusin Hepar (Kalbe Farma),Comafusin Hepar (Kalbe Farma), Procur
Plus ( Guardian), Reliev (Meprofarm), Tutofisin LC (Kalbe Farma). Cholesvit
(Graha), Epatin (Coronet), Hephacol (Landson), Heparsitin (Ifars)Lesichol
(Landson), Lesifit (Sandoz), Letrosil (Tropica).
OBAT
HEMOROID
Hemoroid (Wasir)
adalah pembengkakan jaringan yang mengandung pembuluh balik (vena) dan terletak
di dinding rektum dan anus. Anus
merupakan lubang di ujung saluran pencernaan dimana limbah (tinja, kotoran)
keluar dari dalam tubuh. Rektum
merupakan bagian dari saluran pencernaan diatas anus, dimana tinja disimpan
sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui anus. Hemoroid bisa mengalami
peradangan, menyebabkan terbentuknya bekuan darah (trombus), perdarahan atau akan membesar dan
menonjol keluar. Wasir yang tetap berada di anus disebut hemoroid interna (wasir
dalam) dan wasir yang keluar dari anus disebut hemoroid eksternal (wasir luar). Wasir bisa
terjadi karena peregangan berulang selama buang air besar, dan sembelit (kesulitan
buang air besar, konstipasi) bisa membuat peregangannya bertambah buruk. Penyakit
hati menyebabkan kenaikan tekanan darah pada vena portal dan kadang-kadang
menyebabkan terbentuknya wasir.
Wasir
bisa mengeluarkan darah, terutama setelah buang air besar, sehingga tinja
mengandung darah atau terdapat bercak darah di handuk/tisu kamar mandi. Darahnya
bisa membuat air di kakus menjadi merah. Tetapi jumlah darah biasanya sedikit
dan wasir jarang menyebabkan kehilangan darah yang berat atau anemia. Wasir
yang menonjol keluar mungkin harus dimasukkan kembali dengan tangan
perlahan-lahan atau bisa juga masuk dengan sendirinya. Wasir dapat membengkak
dan menjadi nyeri bila permukaannya terkena gesekan atau jika di dalamnya
terbentuk bekuan darah. Kadang wasir bisa mengeluarkan lendir dan menimbulkan
perasaan bahwa masih ada isi rektum yang belum dikeluarkan.
Obat
pencernaan golongan ini untuk permasalahan pada anus yaitu hemoroid/wasir atau
luka.
Kandungan obat hemoroid / wasir di Indonesia bisa
dijabarkan sebagai berikut :
1.
Polidocanol
Polidocanol
untuk wasir / hemoroid dalam bentuk sediaan injeksi (ampul). Contoh nama dagang
Faktu (Pharos),
2.
Senyawa
bismuth dan kombinasinya
Terdapat
kombinasi dengan Hydrokortison, sediaan obat wasir ini biasa dalam bentuk
suppositoria. Contoh nama dagang Anusol/Anusol-HC (Pfizer),
3.
Ekstrak
tumbuh-tumbuhan
Banyak
zat berkhasiat dari ekstrak tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk mengurangi
gejala penyakit. Seperti : Graptophyllum pictum, Sophora japonica , Rubia
cordifolia , Coleus atropurpureus , Sanguisorba officinalis , Kaemferiae
angustifoliae , Curcuma heyneanae. Ada yang dalam bentuk kapsul untuk oral
maupun dalam bentuk suppositoria dan salep untuk pemakaian luar. Contoh nama
dagang Ambeven (Medikon), Papaven (Medikon), Ciflon (Lapi), Venosmil (kalbe
Farma), Ardium (Servier).
4.
Senyawa
flucortolone dan kombinasinya
Sediaan
yang tersedia untuk obat wasir dengan kandungan zat aktif ini adalah
suppositoria dan krim untuk pemaakian lokal. Selain obat di atas juga ada
kombinasi lainnya senyawa alumunium, senyawa zink, hydrokortison dan lidokain
dalam bentuk krim. Pada obat ini Lidokain berfungsi untuk menghilangkan rasa
tidakenak/sakit karena bersifat bius lokal. Contoh nama dagang Boraginol-N dan
S (takeda), Haemocaine (Galenium), Ultraproct (Bayer),
Pengobatan Hemoroid / Wasir
Biasanya,
wasir tidak membutuhkan pengobatan kecuali bila menyebabkan gejala. Obat
pelunak tinja atau psilium bisa mengurangi sembelit dan peregangan yang
menyertainya. Suntikan skleroterapi diberikan kepada penderita wasir yang
mengalami perdarahan. Dengan suntikan ini, vena digantikan oleh jaringan parut.
Wasir dalam yang besar dan tidak bereaksi terhadap suntikan skleroterapi,
diikat dengan pita karet. Cara ini, disebut ligasi pita karet, meyebabkan wasir
menjadi layu dan putus tanpa rasa sakit. Pengobatan ini dilakukan dengan selang
waktu 2 minggu atau lebih. Mungkin diperlukan 3-6 kali pengobatan. Wasir juga
bisa dihancurkan dengan menggunakan laser (perusakan laser), sinar infra merah
(fotokoagulasi infra merah) atau dengan arus listrik (elektrokoagulasi). Pembedahan
mungkin digunakan bila pengobatan lain gagal. Bila wasir dengan bekuan darah menyebabkan nyeri, maka bisa diobati
dengan cara:
- duduk berendam dalam air hangat
- mengoleskan salep obat bius lokal
- pengompresan dengan kemiri.
Nyeri
dan pembengkakan biasanya akan berkurang beberapa saat kemudian, dan bekuan
menghilang setelah 4-6 minggu. Pilihan lainnya adalah memotong vena dan
mengeluarkan bekuan, yang dengan segera akan mengurangi nyeri.
Wasir/Hemoroid
ANTI TBC
Mycobacterium tuberculosis adalah sebagai
penyebab penyakit tuberculosis, sebagian
besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya Kuman ini berbentuk batang,
mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena
itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman TB cepat mati dengan
sinar matahari langsung tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang
gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama beberapa tahun. Sumber penularan
adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, penderita
menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk Droplet (percikan dahak).
Pengobatan tuberkulosis dengan Obat anti
tuberkulosis (OAT) standar jangka panjang mempunyai tujuan supaya angka
kesakitan dan angka kematian dapat menurun dengan cara memutuskan rantai
penularan, sedangkan untuk jangka pendek tercapainya angka kesembuhan dan mencegah terjadinya resisten.
Gejala umum penderita tuberkulosis adalah
batuk terus menerus dan berdahak selama 3 (tiga) minggu atau lebih dan gejala
lain yang sering dijumpai adalah dahak bercampur darah, batuk darah, sesak
napas dan rasa nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun,
rasa kurang enak badan (malaise),
berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari satu bulan.
1) Infeksi
pada penderita TB dapat terjadi beberapa tahap, yaitu :
a) Infeksi
Primer
Infeksi
primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TB. Droplet yang terhirup sangat kecil
ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosillier bronkus, dan terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan menetap disana.
Infeksi
dimulai saat kuman TB berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di
paru, yang mengakibatkan peradangan di dalam paru, saluran limfe akan membawa
kuman TB ke kelenjar limfe disekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai
kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks
primer adalah 4-6 minggu. Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya
perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif.
b) Tuberkulosis
pasca primer ( Post Primary TB) :
Tuberkulosis
pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi
primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau
status gizi yang buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca primer adalah
kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura.
2) Klasifikasi
diagnostik TB
a)
Tuberkulosis paru
(1) Tuberkulosis
paru BTA positif yaitu sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS (sewaktu
pagi sewaktu) hasilnya BTA Positif dan menunjukan gambaran tuberkulosis aktif.
(2) Tuberkulosis
Paru BTA negatif yaitu pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif
dan foto rontgen dada menunjukan
gambaran tuberkulosis aktif.
b)
Tuberkulosis ekstra paru
(1) Tuberkulosis
ekstra paru ringan
(2) Tuberkulosis
ekstra paru berat
3) Tipe
kasus penderita TB
a)
Kasus baru adalah penderita yang
belum pernah mendapatkan pengobatan dengan OAT (Obat Anti Tuberkulosis)
sebelumnya atau sudah pernah pengobatan kurang dari 1 bulan.
b)
Kasus kambuh adalah penderita TB
yang sebelumnya pernah dinyatakan sembuh kemudian kembali lagi berobat dengan
hasil pemeriksaan dahak BTA positif.
c)
Kasus putus obat adalah penderita TB
yang dalam pengobatan dan belum dinyatakan sembuh, tetapi pengobatan berhenti.
d)
Kasus gagal pengobatan adalah
penderita TB yang masih tetap positif pada akhir bulan ke 5 atau lebih, atau
penderita dengan hasil BTA negatif rontgen positif menjadi BTA positif pada
akhir bulan ke 2 pengobatan.
TERAPI
PENGOBATAN TB
Ada dua cara yang tengah dilakukan untuk
mengurangi penderita TB saat ini, yaitu terapi dan imunisasi (imunisasi BCG). Untuk terapi, WHO merekomendasikan strategi
penyembuhan TB jangka pendek dengan pengawasan langsung atau dikenal dengan
istilah DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse). Dalam strategi ini ada
tiga tahapan penting, yaitu mendeteksi pasien, melakukan pengobatan, dan
melakukan pengawasan langsung.
Pengobatan tuberkulosis bertujuan untuk
menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, serta
menurunkan tingkat penularan. Obat anti tuberkulosis yang digunakan dalam
program pengobatan penyakit tuberkulosis jangka pendek yaitu isoniazid,
rifampisin, pirazinamid, streptomisin, ethambutol yang relatif tidak toksik dan
efektif jika digunakan dalam bentuk kombinasi
Program Nasional penanggulangan
tuberkulosis di Indonesia
menggunakan Panduan obat anti tuberkulosis menurut WHO tahun 1993 sebagai
berikut :
Tabel I. Panduan Obat Anti Tuberkulosis Paru
Menurut WHO Tahun 1993
Panduan OAT
|
Klasifikasi & Tipe
Penderita
|
Fase Awal
|
Fase Lanjutan
|
Kategori 1
|
§
BTA (+) baru
§
Sakit berat : BTA (-) luar paru
|
2 RHZS (E)
2 RHZS (E)
|
4 RH
4R3H3
|
Kategori 2
|
Pengobatan ulang :
§
Kambuh BTA (+)
§
Gagal
|
2 RHZES / RHZE
2 RHZES / RHZE
|
5 RHE
5R3H3E3
|
Kategori 3
|
§
TB Paru BTA (- )
§
TB luar paru
|
2 RHZ
2 RHZ / 2R3H3Z3
|
4 RH
4 R3H3
|
Keterangan
1)
Kategori 1 (2HRZE/4H3R3)
Obat ini diberikan untuk
penderita TB paru BTA positif, penderita TB paru BTA negatif tetapi rontgen positif dan ekstra paru berat.
Tahap intensif terdiri dari
isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan ethambutol. Obat tersebut diberikan
setiap hari selama 2 bulan (2HRZE). Kemudian diteruskan dengan tahap
lanjutan yang terdiri dari isoniazid, rifampisin yang diberikan 3 kali dalam
seminggu selama 4 bulan (4H3R3)
2)
Kategori 2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
Obat diberikan untuk
penderita kambuh, gagal dan penderita dengan pengobatan setelah lalai.
Tahap intensif ini
diberikan selama 3 bulan yang terdiri dari 2 bulan dengan isoniazid,
rifampisin, pirazinamid, ethambutol dan suntikan streptomisin setiap hari di
UPK. Dilanjutkan 1 bulan dengan isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan
ethambutol setiap hari. Kemudian
diteruskan dengan tahap lanjutan selama 5 bulan dengan HRE yang diberikan dalam
3 kali seminggu.
3)
Kategori 3 (2HRZ/4H3R3)
Tahap intensif terdiri
dari HRZ diberikan setiap hari selama 2 bulan (2HRZ) yang diteruskan dengan
tahap lanjutan terdiri dari HR selama 4
bulan diberikan 3 kali seminggu (4H3R3).
Obat diberikan kepada penderita baru BTA negatif rontgen
positif dan penderita ekstra paru ringan
Contoh Spesialite dari ISONIAZID (H) + Vit B6
Medinh-OD (Medichem), Decadoxin (Harsen), Inadoxin
Forte (Zenith), INH Ciba (Sandoz), Inoxin (Dexa Medica), Kapedoxin (Erlimpex),
Nacifort-6 (Ikapharmindo), Nufadoxin Forte (Nufarindo), Pehadoxin (Phapros),
Pulmolin (Pharos), TB Vit 6 (Meprofarm)
Contoh Spesialite dari ETAMBUTOL (E)
Abbutol (Abbot), Arsitam (Meprofarm), Cetabutol
(Soho), Corsabutol (Corsa), Parabutol (Prafa), Santibi (Sanbe), Tibitol
(Mersi), Tibigon (Hexapharm), Propar (Zenith).
Contoh Spesialite dari ETAMBUTOL (E) + ISONIAZID (H) + Vit B6
Bacbutol (Armoxindo), Erabutol plus (pyridam),
Ethinh (Zenith), Intam 6 (Aventis), Metham (Promed), Pulna (Landson), Santibi
plus (Sanbe).
Contoh Spesialite dari RIFAMPISINM (R)
Decarifam (Harsen), Famri (Pyridam), Lanarif
(Landson), Medirif (Medikon), Merimac (Mersi), Rifabiotic (Bernofarm), Rifam
(Dexa Medica), Rifamtibi (Sanbe), Rimactane (Sandoz), Tiarif (Gratia)
Contoh Spesialite dari RIFAMPISINM (R) + ISONIAZID (H)
Rimactazid (Sandoz)
Contoh Spesialite dari RIFAMPISINM (R) + ISONIAZID (H) + PIRAZINAMID (Z)
Rimcure 3-FDC / Rimcure Paed (Sandoz)
Contoh Spesialite dari RIFAMPISINM (R) + ISONIAZID (H) + PIRAZINAMID (Z)
+ETHAMBUTOL (E)
Rimcure 4-FDC (Sandoz)
Contoh Spesialite dari PIRAZINAMID (Z)
Corsazinamid (Corsa), Pezeta-ciba 500 (Sandoz),
Pyratibi (Ifars), Sanazet (Sanbe), Siramid (Mersi), TB Zet (Meprofarm).
Contoh Spesialite dari STREPTOMYCIN (S)
Streptomycin (Meiji)
ANTI LEPRAM
(LEPROSTATIKA)
Lepra atau kusta
adalah suatu infeksi kronis yang terutama merusak jaringan-jaringan saraf.
Pembangkitnya Mycobacterium leprae
ditemukan oleh dokter Norwegia Hansen (1873), memiliki sifat-sifat yang mirip
dengan basil TBC, yaitu sangat ulet karena mengandung banyak lemak dan lilin yang
sukar ditembusi obat, juga pertumbuhannya lambat sekali setelah waktu inkubasi
yang lama, lebih kurang satu tahun.
Pencegahan
Tes Lepromin adalah suatu injeksi intrakutan dari suspensi jaringan
lepra dan digunakan untuk menetapkan apakah
seseorang memiliki daya tangkis cukup terhadap lepra bentuk – L. Hasil
tes negatif berarti orang tersebut sangat peka untuk infeksi dengan bentuk
tersebut.
Pada tahun 1965 telah
dibuktikan di Uganda, bahwa vaksinasi BCG memberikan perlindungan yang lumayan terhadap infeksi dengan bentuk –
L.
Pengobatan
Sejak dahulu kala obat
satu-satunya terhadap lepra adalah minyak kaulmogra, yang efektif untuk
meredakan gejala-gejalanya tanpa menyembuhkan penyakit.
Pada tahun 1950
ditemukan dapson yang mampu menghentikan pertumbuhan basil lepra, yang
kemudian lama-kelamaan akan dimusnahkan oleh sistem tangkis tubuh sendiri.
Kemudian ditemukan leprostatika lain antara lain thiambutosin, klofazimin dan
rifampisin.
WHO menganjurkan
sebagai terapi pilihan pertama suatu kombinasi dari dapson dengan rifampisin
atau klofazimin selama sekurang-kurangnya 6 bulan. Kemudian disusul dengan
monoterapi dapson selama 5 – 7 tahun pada bentuk tuberkuloid, dan seumur hidup
pada bentuk – L dan borderline.
Efek samping
Yang terpenting adalah
reaksi lepra yaitu suatu reaksi alergi yang diakibatkan oleh basil mati
yang berjumlah besar di dalam jaringan-jaringan. Gejala-gejala berupa demam
tinggi, radang dan nyeri sendi, rasa lelah dan habis tenaga, khusus pada bentuk
– L terjadi benjol-benjol merah kebiruan. Semula diduga bahwa reaksi-reaksi ini
merupakan efek samping khusus dari dapson, tetapi kemudian ternyata dapat juga
ditimbulkan oleh leprostatika lainnya kecuali klofazimin.
Untuk mengatasi
gejala-gejala ini, obat lepra sering dikombinasi dengan asetosal atau sedativa,
atau jika lebih hebat bisa diberikan zat supresif (penekan) seperti
kortikosteroid. Obat lepra tidak boleh dihentikan atau dikurangi dosisnya
berhubungan meningkatnya bahaya resistensi.
Obat yang digunakan
untuk mengobati lepra yaitu :
1.
Dapson : diaminodifenilsulfon (DDS) )
Mampu menghentikan pertumbuhan basil lepra, yang kemudian
lama-kelamaan akan dimusnahkan oleh sistem tangkis tubuh sendiri
2.
Rifampisin
Antibiotik ini merupakan obat satu-satunya yang bekerja
leprosid terhadap basil lepra. Kerjanya lebih cepat dan efektif dari pada
dapson. Dalam waktu 3-4 minggu bentuk – L yang ganas sudah menjadi tidak
bersifat menular lagi. Resistensi dapat timbul dalam waktu singkat.
3.
Klofazimin
Obat ini memiliki khasiat leprostatik yang sama kuatnya
dengan dapson. Setelah pengobatan beberapa bulan sebagian besar basil di dalam
mukosa dan kulit dimusnahkan, kecuali di tempat-tempat yang sulit, misalnya
saraf dan otot-otot polos yang memerlukan waktu lebih lama. Sama dengan waktu
yang diperlukan dapson untuk mengeluarkan seluruh kuman mati dari jaringan.
Klofazimin juga berkhasiat anti radang dan mencegah
terjadinya benjol-benjol pada bentuk -L.
Efek Samping :
gatal-gatal dan kulit kering, juga gangguan lambung-usus, terjadi ,warna coklat
kehitaman pada lesidan kulit yang terkena sinar mata hari, perubahan warna
rambut dll
Contoh Spesialite dari obat lepra
Diamino Difenil Sulfon
(DDS) dengan nama dagang Dapson dari Indofarma
Clofazimine dengan
nama dagang Lamprene dari Novartis
ANTINEOPLASTIKA (SITOSTATIKA)
Kanker
adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme
pengatur multiplikasi dan fungsi homeostasis lainnya pada organisme
multiseluler. Kemoterapi adalah tindakan/terapi pemberian senyawa
kimia (obat kanker) untuk mengurangi, menghilangkan atau menghambat pertumbuhan
parasit atau mikroba di tubuh hospes (pasien). Beberapa
kanker memberikan respon yang baik terhadap kemoterapi. Kanker lainnya
menunjukkan perbaikan tetapi tidak mencapai kesembuhan. Beberapa kanker (melanoma, sek kanker ginjal,
kanker pankreas, kanker otak) memberikan respon yang buruk dan kebal terhadap
kemoterapi.
Kanker
lainnya (kanker payudara, kanker paru-paru sel kecil, leukemia) bisa
menunjukkan respon awal yang luar biasa terhadap kemoterapi, tetapi setelah
pengobatan ulangan bisa kebal terhadap obat yang diberikan.
pembagian
obat kanker.
Obat kanker
merupakan obat spesialistik. Batas keamanannya begitu sempit sehingga hanya
dibenarkan penggunaannya oleh dokter yang berpengalaman di bidang pengobatan
ini.
Kombinasi
Obat
Kemoterapi
tidak dibatasi dengan penggunaan satu obat kanker. Biasanya kemoterapi berupa
kombinasi dari obat yang bekerja bersama khususnya untuk membunuh sel
kanker. Obat kanker yang dikombinasikan
memiliki mekanisme aksi yang berbeda saat di dalam sel. Aksinya dapat
meningkatkan pengrusakan dari sel kanker dan mungkin dapat menurunkan resiko
perkembangan kanker yang resisten terhadap salah satu jenis obat.
Terapi
Kombinasi
Pengobatan
kanker pada dasarnya sama, yaitu salah satu atau kombinasi dari beberapa
prosedur berikut :
- Pembedahan (Operasi)
- Penyinaran (Radioterapi)
- Pemakaian obat-obatan pembunuh sel kanker (sitostatika/khemoterapi)
- Peningkatan daya tahan tubuh (imunoterapi)
- Pengobatan dengan hormone
Efek Samping
Efek
samping penggunaan obat-obatan neoplastika, adalah :
· Depresi sumsum
tulang dengan gangguan darah dan berkurangnya sistem tangkis, yang memperbesar
resiko infeksi kuman.
· Gangguan pada
kantong rambut dengan rontoknya rambut atau alopesia.
· Pembentukan
sel-sel darah terhambat
· Hiperurisemia
· Terganggunya
fungsi reproduksi
Untuk
beberapa kanker, pengobatan terbaik merupakan kombinasi dari pembedahan,
penyinaran dan kemoterapi. Pembedahan
atau penyinaran mengobati kanker yang daerahnya terbatas, sedangkan kemoterapi
membunuh sel-sel kanker yang berada diluar jangkauan pembedahan maupun
penyinaran.
Kadang
penyinaran atau kemoterapi dilakukan sebelum pembedahan, untuk memperkecil
ukuran tumor; atau setelah pembedahan untuk menghancurkan sisa-sisa sel
kanker. Kemoterapi yang dikombinasikan
dengan pembedahan, akan memperbaiki kesempatan harapan hidup pada penderita
kanker usus besar, payudara atau kendung kemih yang telah menyebar ke kelenjar
getah bening regional. Pembedahan dan kemoterapi kadang dapat menyembuhkan
kanker indung telur yang telah menyebar. Efek samping obat kanker seperti
leukopenia, trombositopenia. Oleh sebab itu, biasanya menggunakan obat untuk
meningkatkan leukosit. Penggunaan yang kurang cermat hanya akan menambah
penderitaan, bersifat fatal dan pemborosan biaya.
Penggolongan
Berdasarkan
mekanisme kerjanya, sitostatika dapat dibagi dalam beberapa golongan :
1.
Zat – zat alkilasi
2.
Antimetabolit
3.
Antimitotika
4.
Antibiotika
5.
Serba - serbi
1)
Zat-Zat Alkilasi
Yang terpenting adalah klormethin
dan derivatnya, tiotepa dan busulfan. Obat-obat ini juga disebut
radiomimetikam, karena kerjanya mirip dengan
efek penyinaran dengan sinar-sinar ionisasi. Obat-obat ini terutama
digunakan pada kanker korion, limfogranuloma dan leukimia.
a) Klormethin
Merupakan sitostatika pertama yang digunakan (1946)
terhadap kanker limfogranuloma dan leukemia akut. Kerjanya pendek sekali karena
dalam darah terurai dalam beberapa menit.
· Klorambusil
Adalah derivat
klormertin dengan cincin aromatik, khasiat dan penggunaannya sama, tetapi dapat
digunakan oral. Efek samping ringan.
· Siklofosfamid
Adalah derivat klormetin dengan cincin
fosfat, yang baru aktif setelah dioksidasi di hati. Selain merusak sumsum
tulang, seringkali mengakibatkan kerontokan rambut dan radang mukosa kandung kemih dengan perdarahan.
· Melfalan
Adalah derivat klormetin yang mengandung fenilalanin,
kerjanya jauh lebih lama lebih kurang 6 jam. Banyak digunakan pada kanker
sumsum tulang. Efek samping perintangan produksi megkaryocyt di sumsum tulang,
yang membentuk pelat-pelat darah.
b) Thiotepa
Memiliki daerah indikasi yang lebih luas daripada
derivat-derivat mustin, yaitu juga pada kanker yang sudah tersebar, maupun pada
jenis-jenis kanker lain yang gagal pengobatannya dengan penyinaran.
c) Busulfan
Berkhasiat spesifik terhadap sumsum tulang, maka khusus
digunakan pada leukemia kronis guna menekan produksi leukosit.
d)
Lomustin
Mampu mengalkilasi
dan menghambat berbagai proses di dalamsel. Karena sifatnya yang lipofil dan
mudah melintasi sawar otak, maka obat ini merupakan obat pilihan pertama pada
tumor otak.
2) Anti metabolit – anti
metabolit
Obat-obat ini menggangu sintesis DNA dengan jalan antagonisme saingan
metotreksat (MTX). Antagonis asam folat ini efektif sekali pada kanker korion,
juga bila sudah terjadi metastatis.
Banyak digunakan pada leukemia akut
guna memelihara remisi (perbaikan gejala-gejala)yang kurang dicapai dengan
obat-obat lain, misalnya vinkristin bersama prednison. Juga digunakan untuk
mengobati penyakit kulit bersisik (psoriasis) yang parah sebagai obat terakhir.
a)
Merkaptopurin
Terutama digunakan pada leukemia akut pada anak-anak,
juga dalam hal MTX atau zat-zat alkilasi
tidak efektif lagi.
· Azathioprin
Dalam tubuh dirombak menjadi
merkaptopurin. Banyak digunakan sebagai imunosupresivum pada transplantasi
ginjal dan organ-organ lain guna memperkecil bahaya penolakan organ-organ baru
oleh tubuh si penerima.
b)
Fluorouracil
Digunakan pada tumor-tumor lambung, usus besar atau
(kolon) dan poros usus (rektum). Efek samping sama dengan MTX.
·
Sitarabin
Berkhasiat virustatik terhadap
virus-virus DNA. Digunakan pada leukemia akut pada anak-anak.
3) Anti Mitotika
Zat ini mencegah pembelahan sel
dengan merintangi pembelahan inti sel.
a) Vinblastin
Merupakan alkaloid tanaman Vinca rosea bersama derivatnya vindesin
dan vinkristin. Terutama digunakan bila radioterapi atau sitostatika
lainnya tidak efektif. Efek samping utama neuritis perifer, mual, muntah,
rambut rontok dan obstipasi.
·
Vindesin
Khasiat kurang
lebih sama dengan vinblastin, tetapi kurang menekan sumsum tulang dan
neurotoksis. Digunakan antara lain pada leukemia akut pada anak-anak dan pada
kanker buah dada.
· Vinkristin
Digunakan pada leukemia akut pada
anak-anak, umumnya dikombinasikan dengan obat lain, misalnya merkaptopurin dan
prednison. Efek samping sama dengan vinblastin, polineuritis lebih cepat
terjadi dan terapi harus segera ditunda hingga gejala - gejala lenyap. Depresi sumsum tulang praktis
tidak terjadi.
b) Podofilin
Damar ini diperoleh dari akar tanaman Podophyllum peltatum
yang antara lain mengandung zat antimitotik podolifotoksin. Dua
glikosida semisintetisnya adalah teniposida dan etoposida Teniposida
Digunakan pada limfoma Hodgkin, kanker otak dan kandung
kemih.
· Etoposida
Dapat digunakan oral, digunakan antara
lain pada kanker testis dan ovarium.
4) Antibiotika
Terutama digunakan pada kanker korion yang sudah
metastasis, biasanya dikombinasikan dengan klorambusil dan MTX. Efek samping
sama dengan sitostatika lain yakni gangguan darah, lambung-usus dan rambut
rontok.
a) Mitomisin
Sangat toksis untuk sumsum tulang, maka pengawasan darah
seksama harus dilakukan bila obat-obat lain tidak efektif.
b)
Doksorubisin
Digunakan khusus pada leukemia akut dan limfogranouloma
yang tidak dapat diobati dengan sitostatika lain, biasanya dengan vinkristin dan
prednison.
· Daunorubisin
Merupakan derivat doksorubisin dengan
khasiat dan efek samping yang sama. Urin dapat berwarna merah seperti
doksorubisin.
5) Serba-serbi
Obat-obat lain yang digunakan pada kanker terdiri dari
kortikosteroida, hormon kelamin, prokarbazin dan asparaginase.
a)
Kortikosteroida
Hampir pada semua
kombinasi obat pada terapi kanker mengandung prednison atau turunannya, karena
efeknya langsung terhadap sel-sel kanker sendiri dan menghasilkan pengaruh yang
baik seperti demam menurun, perasaan nyaman, tumor menjadi ringan, nafsu makan
bertambah, dan sebagainya.
b)
Hormon-hormon kelamin
Kerapkali digunakan dengan hasil yang baik, pada
jenis-jenis kanker yang tergantung dari
hormon, yang pertumbuhannya dapat dihambat oleh androgen atau estrogen, atau
anti hormon, misalnya estrogen diberikan pada kanker prostat (guna meniadakan
efek hormon pria). Androgen diberikan pada kanker payudara.
c) Prokarbazin
Dianjurkan sebagai obat pilihan kedua pada
limfogranuloma, dalam kombinasi dengan klormethin, vinkristin dan prednison.
d)
L-Asparaginase
Enzim ini diperoleh dari pembiakan bakteri E.coli.
Pada leukemia tertentu sel-sel kanker tidak dapat membentuk 1-asparagin yang diperlukannya
untuk sintesis proteinnya. Maka zat ini menggunakan asparagin tersebut sehingga
sel-sel kanker terhenti perkembangannya. Efek samping mual, muntah, gangguan
SSP dan hati, alergi. Hanya digunakan pada leukemia akut dan sebagai obat
pilihan kedua.
e) Cisplatin
Terutama digunakan pada kanker testis dalam kombinasi dengan
vinkristin dan bleomisin, serta pada kanker ovarium.
f) Interferon
Daya sitostatiknya telah dibuktikan untuk beberapa bentuk
kanker. Selain itu juga berdaya anti virus dan dianjurkan sebagai pencegah
influensa sampai 24 jam sesudah terjadinya infeksi.
NO
|
GENERIK dan LATIN
|
DAGANG
|
PABRIK
|
1
|
Dokosorubisin Hidroklorida
|
Adiamycin RD
|
Carlo Erba
|
|
(Doxorubici Hydrochloridum)
|
|
|
2
|
Fluorourasil
|
Adrucil
|
Carlo Erba
|
|
(Fluorouracilum)
|
|
|
3
|
Bleomisin Sulfat
|
Bleocin
|
Kalbe Farma
|
|
(Bleomicini Sulfas)
|
|
|
4
|
Sisflatin(Cisflatinum)
|
Cisplatin
|
Kalbe Farma
|
5
|
Siklofosfamida
|
Endoxan
|
Asta
|
|
(Cyclophosphamidum
|
|
|
6
|
Metotreksat(Methotrexatum
|
Farmitrexat
|
Carlo Erba
|
7
|
Sitarabin (Cytarabin)
|
Erbabin
|
Kalbe Farma
|
8
|
Vinkristin Sulfat
|
Krebin
|
Kalbe Farma
|
|
(Vincristini Sulfas)
|
|
|
9
|
Vinblastin
Sulfat
|
Vinblastine
Sulphate DBL
|
Tempo Scan
Pasific
|
|
(Vinblastini
Sulfas)
|
|
|
OBAT-OBAT SUSUNAN
SYARAF PUSAT
Stimulan sistem saraf pusat (SSP) adalah
obat yang dapat merangsang serebrum medula dan sumsum tulang belakang.
Stimulasi daerah korteks otak-depan oleh se-nyawa stimulan SSP akan
meningkatkan kewaspadaan, pengurangan kelelahan pikiran dan semangat bertambah.
Contoh senyawa stimulan SSP yaitu kafein dan amfetamin
Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat
atau sentral dan sistem saraf tepi (SST). Pada sistem syaraf pusat, rangsang
seperti sakit, panas, rasa, cahaya, dan suara mula-mula diterima oleh reseptor,
kemudian dilanjutkan ke otak dan sumsum tulang belakang. Rasa sakit disebabkan
oleh perangsangan rasa sakit diotak besar. Sedangkan analgetik narkotik menekan
reaksi emosional yang ditimbulkan rasa sakit tersebut. Sistem syaraf pusat
dapat ditekan seluruhnya oleh penekan saraf pusat yang tidak spesifik, misalnya
sedatif hipnotik. Obat yang dapat merangsang SSP disebut analeptika.
Obat-obat
yang bekerja terhadap susunan saraf pusat berdasarkan efek farmakodinamiknya
dibagi atas dua golongan besar yaitu:
1.
Merangsang atau menstimulasi, yang secara langsung
maupun tidak langsung merangsang aktivitas otak, sum-sum tulang belakang beserta
syarafnya.
2.
Menghambat atau mendepresi, yang
secara langsung maupun tidak langsung memblokir proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum tulang belakang dan
syaraf - syarafnya.
Obat yang bekerja terhadap SSP
dapat dibagi dalam beberapa golongan besar, yaitu:
1.
Psikofarmaka (psikotropika), yang meliputi Psikoleptika (menekan atau
menghambat fungsi-fungsi tertentu dari SSP seperti hipnotika, sedativa dan
tranquillizers, dan antipsikotika); Psiko-analeptika (menstimulasi seluruh SSP,
yakni antidepresiva dan psikostimulansia (wekamin)).
2.
Untuk gangguan neurologis, seperti antiepileptika, MS (multiple sclerosis),
dan penyakit Parkinson.
3.
Jenis yang memblokir perasaan sakit: analgetika, anestetika umum, dan
lokal.
4.
Jenis obat vertigo dan obat migrain (Tjay, 2002).
Yang akan dibicarakan pada bab ini adalah :
A.
Analgetika
- antipiretika
Analgesik anti inflamasi diduga bekerja
berdasarkan penghambatan sintesis prostaglandin (penyebab rasa nyeri). Rasa
nyeri sendiri dapat dibedakan dalam tiga kategori:
§
Nyeri ringan (sakit.gigi, sakit
kepala, nyeri otot, nyeri haid dll), dapat diatasi dengan asetosal, paracetamol
bahkan placebo.
§
Nyeri sedang (sakit punggung,
migrain, rheumatik), memerlukan analgetik perifer kuat.
§
Nyeri hebat (kolik/kejang usus,
kolik batu empedu, kolik batu ginjal, kanker ), harus diatasi dengan analgetik
sentral atau analgetik narkotik.
Secara garis besar Analgetik dibagi 2 kelompok
yaitu :
1. Analgetik Narkotik, Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur
dan kanker. Nyeri pada kanker umumnya diobati menurut suatu skema bertingkat empat,
yaitu:
ü Obat perifer (non Opioid) peroral atau rectal;
parasetamol, asetosal.
ü Obat perifer bersama kodein atau tramadol.
ü Obat sentral (Opioid) peroral atau rectal.
ü Obat Opioid parenteral.
Penggolongan analgetik
narkotik adalah sebagai berikut :
§ Alkaloid alam :
Morfin,codein
§ Derivate semi sintesis :
Heroin
§
Derivate sintetik : Metadon, fentanil
§
Antagonis morfin : Nalorfin,
nalokson, dan pentazooin.
Obat generik, indikasi, kontra
indikasi, dan efek samping
a.
Morfin
Indikasi
: analgetik selama dan setelah pembedahan
Kontra indikasi : depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/ indiksi pada over dosis.
b. Kodein fosfat
Indikasi : nyeri ringan sampai sedang
Kontra indikasi : depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/ indiksi over dosis
c.
Fentanil
Indikasi : nyeri kronik yang sukar diatasi pada kanker
Konta indikasi : depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/indiksi over dosis
d. Petidin HCl
Indikasi
: nyeri sedang sampai berat, nyeri pasca bedah
Kontra indikasi : depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/indiksi over dosis
e. Tramadol HCl
Indikasi
: nyeri
sedang sampai berat
Kontra indikasi : depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/indiksi over dosis
f.
Nalorfin,
Nalokson
Adalah antagonis morfin,
bekerja meniadakan semua khasiat morfin dan bersifat analgetik. Khusus
digunakan pada kasus overdosis atau intoksikasi obat-obat analgetik narkotik.
Contoh Spesialite dari Morphin
MST Continus ( Mahakam
Beta Farma)
Contoh Spesialite dari Morphin
Coditam, Codipront
(Kimia Farma)
Contoh Spesialite dari Fentanil
Durogesic
(Janssen-Cilag)
Contoh Spesialite dari Tramadol
Andalpha (Aktavis),
Bellatram (Soho), Dolgesic (Mersifarm), Forgesic (Bernofarm), Kamadol (Kimia
Farma), Katrasic (Kalbe Farma), Orasic (Otto), Simatral (Etica), Tradosik
(Sanbe), Tradyl (Interbat), Tragesik(Kalbe Farma),Tramal (Pharos), Trasik(Fahrenheit),
Dolana (Combiphar).
2. Analgetik Perifer (non narkotik), analgetik ini tidak dipengaruhi system saraf pusat. Semua analgetik
perifer memiliki khasiat sebagai anti piretik yaitu menurunkan suhu. Terdiri
dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
Penggolongan:
Berdasarkan rumus kimianya
analgetik perifer digolongkan menjadi :
a.
Golongan
salisilat
Asam asetil salisilat yang
lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin. Obat ini diindikasikan untuk sakit
kepala, neri otot, demam. Sebagai contoh aspirin dosis kecil digunakan untuk
pencegahan thrombosis koroner dan cerebral.
Asetosal adalah analgetik
antipirentik dan anti inflamasi yang sangat luas digunakan dan digolongkan
dalam obat bebas. Efek sampingnya yaitu perangsangan bahkan dapat menyebabkan
iritasi lambung dan saluran cerna.
Contoh Spesialite dari Asetosal
Aptor ( Nicholas),
Aspirin (Bayer), Farmasal (Fahrenheit), Naspro (Nicholas), Aspilet (UAP),
Bodrexin (Tempo), Cafenol (Sterling).
b.
Golongan
para aminofenol
Terdiri dari fenasetin dan
asetaminofen (parasetamol ). Efek samping golongan ini serupa denga salisilat
yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sedang, dan dapat menurunkan
suhu tubuh dalam keadaan demam, dengan mekanisme efek sentral. Efek samping
dari parasetamol dan kombinasinya pada penggunaan dosis besar atau jangka lama
dapat menyebabkan kerusakan hati.
Contoh Spesialite dari Asetaminophen
Biogesic (Biomedis),
Bodrex (Tempo), Darcemol (Darya Varia), Dumin (Actavis), Erphamol (Erlimpek),
Farmadol (Fahrenheit), Lanamol (landson), Panadol (Sterling), Pamol (interbat),
Tempra (Bristol MS).
c.
Golongan
pirazolon(dipiron)
Dipiron sebagai analgetik
antipirentik, karena efek inflamasinya lemah. Efek samping semua derivate
pirazolon dapat menyebabkan agranulositosis, anemia aplastik dan
trombositopenia.
d.
Golongan
antranilat
Digunakan sebagai analgetik
karena sebagai anti inflamasi kurang efektif dibandingkan dengan aspirin. Efek
samping seperti gejala iritasi mukosa lambung dan gangguan saluran cerna sering
timbul.
Penggunaan :
Obat-obat ini mampu
meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa memengaruhi SSP atau menurunkan
kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan. Kebanyakan zat ini juga berdaya
antipiretis dan/atau antiradang. Oleh karena itu tidak hanya digunakan sebagai
obat antinyeri, melainkan juga pada demam (infeksi virus/kuman, selesma, pilek)
dan peradangan seperti rematik dan encok.
Efek samping :
Yang paling umum adalah
gangguan lambung-usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal dan juga
reaksi alergi kulit. Efek-efek samping ini terutama terjadi pada penggunaan
lama atau dalam dosis tinggi. Oleh karena itu penggunaan anal-getika secara
kontinu tidak dianjurkan.
AINS adalah
obat-obat analgesik yang selain memiliki efek analgesik juga memiliki efek anti inflamasi, sehingga
obat-obat jenis ini digunakan dalam pengobatan rheumatik dan gout.
Contohnya ibuprofen, indometasin,
diklofenak, fenilbutazon dan piroxicam.
Sebagian besar penyakit rheumatik
membutuhkan pengobatan simptomatis, untuk meredakan rasa nyeri penyakit sendi
degeneratif seperti osteoartritis, analgesik tunggal atau campuran masih bisa
digunakan. Tetapi bila nyeri dan kekakuan disebabkan penyakit rheumatik yang
meradang harus diberikan pengobatan dengan AINS.
a.
Ibuprofen
Adalah turunan asam propionat yang
berkhasiat anti inflamasi, analgesik dan anti piretik. Efek sampingnya kecil
dibanding AINS yang lain, tetapi efek anti inflamasinya juga agak lemah
sehingga kurang sesuai untuk peradangan sendi hebat seperti gout akut
b.
Diklofenak
Derivat fenilasetat ini termasuk AINS yang
terkuat anti radangnya dengan efek samping yang kurang keras dibandingkan
dengan obat lainnya seperti piroxicam dan indometasin. Obat ini sering
digunakan untuk segala macam nyeri, juga pada migrain dan encok. Secara
parenteral sangat efektif untuk menanggulangi nyeri koli hebat (kandung kemih
dan kandung empedu).
c.
Indometasin
Daya analgetik dan anti radang sama kuat
dengan asetosal, sering digunakan pada serangan encok akut. Efek samping berupa
gangguan lambung usus, perdarahan tersembunyi (okult), pusing, tremor dan
lain-lain.
d.
Fenilbutazon
Derivat pirazolon ini memiliki khasiat
antiflogistik yang lebih kuat daripada kerja analgetiknya. Karena itu golongnan
ini khususnya digunakan sebagai obat rematik seperti halnya juga dengan
oksifenilbutazon.
Fenilbutazon ada kalanya dimasukan dengan
diam-diam (tidak tertera pada etiket) dalam sediaan-sediaan dari pabrik-pabrik
kecil asing, dengan maksud untuk mengobati keadaan-keadaan lesu dan letih,
otot-otot lemah dan nyeri. Penyalahgunaannya dalam obat-obat penguat dan
tonikum (dengan ginseng) adalah sangat berbahaya berhubung efek merusaknya
terhadap sel-sel darah.
e.
Piroksikam
Bekerja sebagai anti radang, analgetik dan
antipiretik yang kuat. Digunakan untuk melawan encok. Efek samping berupa
perdarahan dalam lambung usus.
B.
Anti
emetika
Anti emetika adalah obat-obat yang
digunakan untuk mengurangi Atau menghilangkan perasaan mual dan muntah. Karena
muntah hanya suatu gejala, maka yang
penting dalam pengobatan adalah mencari penyebabnya. Muntah dapat disebabkan
antara lain:
1.
Rangsangan dari asam lambung-usus ke
pusat muntah karena adanya kerusakan mukosa lambung-usus, makanan yang tidak
cocok, hepatitis, dan lain – lain.
2.
Rangsangan tidak langsung melalui chemo
reseptor trigger one (CTZ) yaitu suatu daerah yang letaknya berdekatan dengan
pusat muntah. Rangsangan disebabkan oleh obat-obatan (seperti tetrasiklin,
digoksin, estrogen, morfin dll), gangguan keseimbangan dalam labirin, gangguan
metabolisme (seperti asidosis, uremia, tidak stabilnya hormon estrogen pada
wanita hamil)
3.
Rangsangan melalui kulit korteks
(cortex cerebri) dengan melihat, membau, merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan.
Penggunaan
Anti emetika diberikan kepada pasien dengan
keluhan sebagai berikut :
1.
Mabuk jalan (motion sickness)
Disebabkan
oleh pergerakan kendaraan darat, laut maupun udara dengan akibat stimulasi
berlebihan di labirin yang kemudian merangsang pusat muntah melalui chemo
reseptor trigger one (CTZ).
2.
Mabuk kehamilan (morning sickness)
Pada
kasus ringan sebaiknya dihindari agar tidak berakibat buruk pada janin,
sedangkan pada kasus berat dapat dipakai golongan antihistamin atau fenotiazin
(prometazin) yang kadang dikombinasikan dengan vitamin B6,
penggunaannya sebaiknya dibawah pengawasan dokter.
3.
Mual atau muntah yang disebabkan
penyakit tertentu, seperti pada pengobatan dengan radiasi atau obat-obat
sitostatika.
Penggolongan
1.
Anti
histamin
Efek samping anti histamine
ini adalah mengantuk. Anti histamine yang dipaki adalah sinarizin,
dimenhidrinat, dan prometazin, toklat.
2.
Dopamin
blokersinarizin
a.
Metoklopramid
dan fenotiazin
Bekerja secara selektif
merintangi reseptor dopamine ke chemo reseptor trigger zone tetapi tidak
efektif untuk motion sickness. Obat yng dipaki adalah klorpromazin HCl, perfenazin, proklorperazin dan trifluoperazin.
b.
Domperidon
Bekerja berdasarkan peringatan
reseptor dopamine ke CTZ. Efek samping jarang terjadi hanya berupa
kejang-kejang usus. Obat ini dipaki pada kasus mual dan muntah yang berkaitan
dengan obat-obatan sitostatika.
3.
Antagonis
serotonin
Bermanfaat pada
pasien mual, muntah yang berkaitan dengan obat-obatan sitostatika.
Obat generik, indikasi, kontra indikasi,
efek samping
1.
Sinarizin
Indikasi : kelainan vestibuler seperti vertilago, tinnitus, mual dan muntah.
Kontra indikasi : kehamilan/ menyusui, hipotensi, dan serangan asma
Efek samping : gejala ekstra pyramidal, mengantuk, sakit kepala
Sediaan : Cinnarizine (generik) tablet 25 mg
2.
Dimenhidrinat
Indikasi
: mual, muntah, vertigo, mabuk perjalanan dan kelainan labirin
Kontra indikasi : serangan asma akut, gagal jantung dan kehamilan
Efek samping : mengantuk dan gangguan psikomotor
Sediaan :
3.
Klorpromazin
HCl
Indikasi
: mual dan muntah
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra pyramidal
Sediaan : Klorpromazin generik tablet 25, 100
mg
4.
Perfenazin
Indikasi
: mual dan muntah berat
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra pyramidal
Sediaan : Perfenazin (Generik) tablet 2, 4, 8
mg
5.
Proklorperazin
Indikasi
: mual dan muntah akibat gangguan pada labirin
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra pyramidal
Sediaan :
6.
Trifluoperazin
Indikasi
:mual dan muntah berat
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra pyramidal
Sediaan :
Trifluoperazin HCl (generik) tabl. 1,5 mg
JAMHAD JAMHAD GAMBLING RULES CLUB AT CASINO
BalasHapusJAMHAD JAMHAD GAMBLING RULES 문경 출장샵 CLUB 계룡 출장마사지 AT CASINO: 577 JAMHAD JAMHAD RULES CLUB AT CASINO GAMBLING RULES HOTEL CASINO in Biloxi, MS - 전라남도 출장마사지 Use this simple form 밀양 출장마사지 to find hotels, 경주 출장샵